loading...
Ada sebuah
cerita menarik berkaitan dengan sejarah kopi yang belum diketahui oleh banyak
orang. Konon, Raja Gustaff II (1594-1632)
dari Swedia pernah menjatuhkan hukuman kepada dua orang bersaudara kembar.
Mereka dianggap bersalah dalam suatu tindak pidana yang dituduhkan kepada
mereka.
Raja menentukan
siapa yang bersalah dengan membuat aturan unik dan tak lazim. Salah seorang
hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan seorang lagi hanya boleh
minum teh. Nah, siapa yang lebih dulu meninggal, dialah yang dianggap bersalah.
Ternyata, yang meninggal duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun. Sejak
saat itulah, orang Swedia dan negara-negara di kawasan Skandinavia menjadi
begitu maniak dan fanatik terhadap kopi.
Ternyata Orang Indonesia Sama Seperti Orang Italia
Orang-orang
Indonesia lebih menyukai kopi tradisional dan ternyata hal ini sama dengan orang-orang
Italia yang dikenal sebagai negeri peminum kopi. Mereka lebih menyukai
kopi murni tanpa campuran. Mereka tidak suka pada kopi sachet atau kopi
kaleng seperti yang banyak beredar di pasaran sekarang ini. Kopi yang bukan kopi
murni tersebut adalah kopi yang berkembang di Amerika. Itulah mengapa Starbucks
yang mendunia itu muncul dari Amerika, bukan dari Italia.
Peluang Usaha
Prospek ekspor kopi Indonesia ke China mencapai 50 ribu
ton. Saat ini dari 10 kopi terbaik di dunia, diakui asosiasi kopi dunia 4 di
antaranya dari Indonesia yaitu Toraja, Gayo, Mandailing, dan Jawa Timur.
Produsen kopi arabika terbesar
Dalam
sejarahnya, Indonesia pernah menjadi produsen kopi arabika terbesar di dunia,
walau cuma sebentar karena adanya serangan hama karat daun besar-besaran.
Serangan hama yang disebabkan cendawan Hemileia vastatrix itu menyerang
tanaman kopi di Indonesia sekitar abad 19. Meski bukan lagi yang paling besar,
kini Indonesia masih merupakan negara penghasil kopi terbesar ke-5 di dunia.
Kopi yang Khas
Negeri ini punya kopi khas yang sudah terkenal di mancanegara,
diantaranya kopi takengon (Aceh), kopi mandailing (Sumatera
Utara), kopi toraja (Sulawesi Selatan), kopi kintamani (Bali), kopi
bajawa (Flores), kopi baliem (Papua), dan kopi luwak (Jawa).
Kopi dari kotoran Luwak : Kopi termahal di Dunia
Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di
dunia. Kopi 100% asli Indonesia ini berasal dari kotoran luwak. Proses
terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga
jual kopi jenis ini.
Biji kopi ini dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Luwak
hanya makan biji kopi, yang benar-benar matang pohon yang tingkat kematangannya
pas. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan
ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena
telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah
mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang
memberikan cita rasa tambahan yang unik. Nah, biji kopi dalam kotoran itu dibersihkan
dan digiling lalu dihidangkan menjadi kopi paling nikmat di dunia. Secangkir
kopi luwak berharga lebih dari seratus ribu rupiah.
Kopi Indonesia Laris di China
Sekarang
ini, kopi produksi Indonesia menjadi salah satu minuman favorit dari masyarakat
di China, bahkan kalangan pemudanya pun ikut menggemari kopi tersebut. Karena
itu Pemerintah mempromosikan kopi Indonesia lewat Shanghai World Expo.
Konsumen China memilih kopi-kopi eksotik seperti kopi
Toraja dan kopi Mandailing. Beberapa konsumen terpesona dengan 'ritual'
penyajian kopi Luwak, kopi eksotik Indonesia yang lain, yang dinilai mirip
upacara minum teh. Permintaan kopi pada kelompok konsumen muda di China mencapai
17% (350 juta orang) per tahun.
Minuman Konsumsi Kedua dan Komoditas Nomor Dua
Saat ini,
kopi merupakan minuman ke-2 yang dikonsumsi di seluruh dunia, setelah air.
Finlandia merupakan negara yang konsumsi per kapitanya paling tinggi, dengan
rata-rata konsumsi per orang sekitar 1400 cangkir setiap tahunnya. Kopi
merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak
bumi.
Nah, sebuah peluang usaha yang
bagus, bukan? Sudah saatnya kita beralih dari perkebunan monokultur yang
mengandalkan terutama kelapa sawit yang sudah sangat banyak merusak lingkungan.
Tanaman kopi malah harus diberi pernaungan untuk menjaga agar tanaman kopi
jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis. Hal ini tentu
menguntungkan jika dilihat dari perspektif ekologi. Kita pernah menjadi
produsen kopi nomor satu di dunia, mengapa sekarang tidak bisa? Atau kita bisa
membuka warung kopi Luwak. Bayangkan, satu cangkir saja harganya bisa mencapai
lebih dari seratus ribu rupiah.
Referensi :
http://rayakawula.wordpress.com
http://www.detikfinance.com
http://netsains.com
http://agrindonesia.wordpress.com
loading...
Berikan komentar Anda untuk kebaikan Kita bersama
EmoticonEmoticon