loading...
Oleh: Dedi Harmoko
Pernahkah anda menyaksikan film Avatar
(2009)? Sebuah mahakarya yang luar biasa, bukan? Film yang pernah menjadi film nomor 1 di
dunia itu menggabungkan antara biologi, teknologi, mitologi, dan ilmu lain. Lebih
dari itu, di dalamnya terkandung banyak pesan moral yang sangat tinggi,
terutama tentang etika lingkungan.
Tapi disini kita tidak bermaksud membicarakan film tersebut. Saya hanya
akan mengangkat beberapa bagian menarik yang terkait dari film yang di buat
oleh James Cameron itu (juga merupakan director film Titanic,
Terminator dan Alien Fame).
Jika anda menonton Avatar, anda akan disuguhkan dengan pemandangan
indah yang belum pernah anda saksikan sebelumnya. Di planet yang disebut Pandora
itu, terdapat tumbuhan-tumbuhan dan beberapa hewan yang bercahaya pada saat
malam hari. Cahaya yang dikeluarkan juga bervariasi, ada yang putih, hijau,
merah, biru, dsb. Tidak perlu lampu, cahayanya sudah cukup memberikan
penerangan bagi kaum pribumi yang disebut Na’vi itu.
Yah, bagi kita mungkin itu imajinasi yang
berlebihan dan tak masuk akal dari sang pembuat film. Namun, mungkin kita yang
tidak sadar. Di sekeliling kita ada banyak sekali tumbuhan dan hewan yang dapat
mengeluarkan cahaya. Yang biasa kita lihat misalnya kunang-kunang, beberapa
jenis ikan, serta sebagian besar hewan dan tumbuhan laut. Fenomena pemancaran
cahaya oleh makhluk hidup ini disebut Bioluminesens.
Istilah Bioluminesens berasal dari bahasa Yunani, bios
yang berarti "hidup" dan bahasa Latin, lumen yang
berarti "cahaya". Jadi, Bioluminesens adalah produksi dan
emisi cahaya oleh organisme hidup. Bioluminesens adalah bentuk alami dari
chemiluminesens, di mana energi yang dilepaskan oleh reaksi kimia dalam bentuk
emisi cahaya. Adenosin trifosfat (ATP) terlibat di dalamnya. Reaksi kimia dapat
terjadi baik di dalam maupun di luar sel.
Disekitar kita, ada banyak sekali yang termasuk
organisme bioluminesens ini. Organisme Terrestrial : Kunang-kunang (Photinus
pyralis), Glow worms, Lalat Mycetophilid tertentu, jenis kelabang
tertentu, jenis kaki seribu tertentu, siput tanah tropis, Quantula striata,
Annelida, fungi tertentu (Armillaria, Gerronema,
Omphalotus olearius, Omphalotus nidiformis, jamur madu, Panellus
stipticus, Pleurotus dan Mycena). Organisme Akuatik : Hiu Cookie-cutter,
hatchetfish, Black Dragonfish, Anglerfish, Flashlight fish,
Pineconefish, Porichthys, belut Gulper, Invertebrata laut (Cnidaria,
coral, Aequorea victoria, Ctenophora tertentu, Ophiurida, Crustacea,
Ostracoda, Copepoda, Chaetognatha, Mollusca, kerang
tertentu, siput laut tertentu, Bolitaenidae, Mastigoteuthidae, Sepiolidae),
dan Mikroorganisme (Dinoflagellata, Vibrio fischeri, Vibrio
harveyi, Vibrio phosphoreum).
Nah, sungguh beragam, bukan? Banyak ilmuwan yang
sedang melakukan penelitian tentang bioluminesens ini. Impian mereka
diantaranya menciptakan tumbuhan bioluminesens sebagai penerang jalan,
bioluminesens pada makhluk hidup sebagai indikator pencemaran, metode
bioluminesens untuk pendeteksian kontaminasi bakteri, serta bioluminesens pada
hewan-hewan peliharaan (kucing, kelinci, tikus, ikan, babi, dan sebagainya).
Dan impian itu pun akan segera terwujud. Baru-baru ini para
ilmuwan berhasil melakukan rekayasa genetik terhadap ikan zebra. Ikan zebra (Brachydanio rerio) yang
biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam-ungu. Dengan rekayasa genetis,
ikan ini dapat memendarkan warna hijau atau merah dari tubuhnya. Warna bersinar
itu diambil dari warna ubur-ubur yang disuntikkan ke telur-telur ikan zebra.
Bahkan, sekarang ini para ilmuwan dari Taiwan telah berhasil merekayasa seekor
babi berpendar dengan cara menggabungkan informasi genetis dari sejenis ikan
yang berpendar dengan embrio babi.
Referensi:
1. Anonim. Bioluminescence Questions and Answers.
Available from: http://siobiolum.ucsd.edu. Accessed at 21 Maret 2010.
2. Hastings, J.W. 1983. Biological diversity, chemical
mechanisms, and the evolutionary origins of bioluminescent systems. J. Mol.
Evol. 19,309 (1983).
3. McAdow, Ron. 2008. Bioluminescent fireflies light
way. Available from: http://www.steubencourier.com. Accessed at 21 Maret 2010.
loading...
Berikan komentar Anda untuk kebaikan Kita bersama
EmoticonEmoticon