Senin, 02 Juli 2012

Contoh Cara Pengolahan Nilai Mentah Menjadi Nilai Akhir



Raw Score (Skor Mentah) :
20
25
18
20
26
14
14
27
21
16
29
22
17
31
36
19
34
24
8
20
25
13
21
26
21
15
28
22
17
30
23
11
32
24
19
23

Pengolahan Data :
1.      Jumlah Data
N = 36
2.      MPL
MPL = 55% x 36 = 20
3.      Range
Range = Xmax. – Xmin.
                = 36 – 8
            = 28                     
4.      Kelas Interval
 
Data mentah tersebut dapat kita kelompokkan menjadi sebagai berikut :
5.      Mean

6.      Standard Deviation (SD)


KONVERSI SKOR MENTAH
Rumus :
Perhitungan :
Kesimpulan:
Read More

Perbedaan Rantai dan Siklus


Oleh: Dedi Harmoko

Rantai adalah hubungan yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen lain  membentuk satu garis lurus, dimana terjadi suatu aliran antar komponen tetapi komponen itu tidak mengalami transformasi menjadi komponen lain. Rantai yang mengalami percabangan akan membentuk jaringan, sedangkan jika aliran komponen itu kembali ke komponen awal disebut siklus.

Siklus adalah proses transformasi suatu komponen menjadi komponen lain membentuk satu garis lurus yang kemudian akan kembali menjadi komponen awal sehingga seolah-olah membentuk lingkaran yang tidak terputus. Proses ini berlangsung secara terus-menerus.

Read More

Pernapasan pada Ikan


Ikan bernapas dengan Insang (branchia) yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. 


Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

Fungsi Insang dan Labirin:
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai
1.      Alat ekskresi garam-garam,
2.      Penyaring makanan,
3.      Alat pertukaran ion,
4.      Osmoregulator.

Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

Bagian-bagian Insang :
Insang ikan tersusun atas bagian-bagian berikut ini :
1.  Tulang Lengkung Insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2.  Tutup Insang (Operkulum), hanya terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas.
3.      Membran Brankiostega (selaput tipis di tepi operkulum), berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
4.      Lengkung Insang (Arkus Brankialis).
5.      Lembaran (Filamen) Insang (Holobrankialis), bewarna kemerahan.
6.      Saringan Insang (Tapis Insang), berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.
7.      Mulut Ikan.
8.      Labirin.
9.      Pulmonis.
10.  Duktus pnemautikus.

Mekanisme pernapasan Ikan
Mekanisme pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan tutup insang, terdiri atas 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada Fase Inspirasi, saat tutup insang mengembang, membran brankiostega menempel rapat pada tubuh, sehingga air masuk melalui mulut dan terdorong ke arah daerah insang.. Air dengan oksigen yang larut di dalamnya membasahi filamen insang yang penuhi kapiler darah. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Hemoglobin darah di dalam pembuluh mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh, darah akan melepaskan oksigen dan mengikat karbon dioksida. Sebaliknya pada Fase Ekspirasi, jika mulut ditutup, tutup insang mengempis, rongga faring menyempit, dan membran brankiotega melonggar sehingga karbon dioksida yang dibawa oleh darah dari jaringan akan keluar dari tubuh ke air secara difusi bersama air melalui celah dari tutup insang.

Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernapasan :
1.      Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2.      Bila perairan kurang O2, ikan akan antara lain :
a. menuju permukaan
b. menuju tempat pemasukkan air
c. menuju tempat air yg berarus
3.      Daun insang harus dalam keadaan lembab

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2:
1.      Ukuran dan umur (stadia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 lebih besar
2.      Aktivitas ikan : yang aktif berenang membutuhkan O2 lebih besar
3.      Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 lebih besar
4.      Stadia reproduksi : ikan yang bereproduksi membutuhkan O2 lebih besar

Read More

Minggu, 01 Juli 2012

Semua Tentang Kafein (Caffeine)



Caffeine
IUPAC name
 1,3,7-trimethyl- 1H-purine- 2,6 (3H,7H)-dione
Other names
1,3,7-trimethylxanthine, trimethylxanthine, methyltheobromine, theine, mateine, guaranine
Properties
Molecular formula
C8H10N8O2
Molar mass
194.19 g/mol
Appearance
Odorless, white needles or powder
Density
1.23 g/cm3, solid
Melting point
227–228 °C (anhydrous); 234–235 °C (monohydrate)
Boiling point
178 °C subl.
Solubility in water
2.17 g/100 ml (25 °C)
18.0 g/100 ml (80 °C)
67.0 g/100 ml (100 °C)
Acidity (pKa)
−0.13–1.22
Dipole moment
3.64 D (calculated)
LD50
192 mg/kg (rat, oral)

Kafein merupakan alkaloid xantin berwarna putih dan berasa pahit yang berfungsi sebagai stimulan psikoaktif dan dapat mempercepat produksi urin pada manusia dan hewan. Pada tanaman, kafein berfungsi sebagai pestisida alam yang dapat melindunginya dari serangan serangga dan menyebabkan paralisis (kelumpuhan) terhadap serangga tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kafein pada tanaman paling banyak terdapat pada kopi, teh dan coklat yang kita konsumsi setiap hari. Sehingga kita tidak mengetahui resiko apa yang mungkin timbul akibat konsumsi kafein yang berlebihan (Yosef, 2008).

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia) (Hermanto, 2007). 


Kafein atau 1,3,7-trimetilxantina [1,3,7-Trimetil-1H-purin-2, 6 (3H, 7H)-dione] adalah alkaloid alami yang ditemukan di pohon kopi, kakao, teh (bagian dari Tein kimia kompleks), cola, guarana (bagian dari guaranina), dan minuman yang mengandung kafein. Pada suhu kamar berbentuk padatan putih dan tidak berbau (Anonim, 2009).

Di dalam dunia suplemen/nutrisi olahraga, kafein dikategorikan sebagai pharmacological sports ergogenic yang memiliki fungsi kerja seperti hormon atau zat neurotransmitter alami tubuh sehingga membuat kafein dapat meningkatkan performa fisik dengan berperan dalam berbagai proses metabolik tubuh (Irawan, 2009).

Kafein adalah senyawa obat. Kafein berperan merangsang sistem saraf pusat (menghilangkan rasa kantuk dan rasa perhatian yang aktif) dengan bertindak pada sinapsis, tindakan diuretik ringan dan memiliki efek vasodilator iritasi selaput perut. Untuk tindakan merangsang digunakan sebagai obat penawar dari obat hipnotik. Efek negatif dari overdosis adalah kegembiraan, insomnia, tremor, mual, muntah, peningkatan buang air kecil, takikardia, extrasystole (Anonim, 2009).

Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat. Berikut adalah kandungan kafein dalam beberapa produk :

Produk
Kandungan Kafein
Secangkir Kopi
Secangkir Teh     
Sebotol Coca-cola
Minuman energi (Kratingdaeng, M-150, Galin Bugar, dll)
Kopi Instan
Kopi Moka (mentah)
Kopi Moka (sangrai)
Kopi Robusta Jawa
Kopi Arabika
Kopi Liberika (mentah)
Kopi Liberika (sangrai)
85 mg
35 mg
35 mg
50 mg
2.8 – 5.0%
1.08%
0.82%
1.48%
1.16%
1.59%
2.19%
(Hermanto, 2007)
           
Jika melihat dari komposisinya, maka yang perlu diwaspadai dari minuman berenergi adalah kandungan kafeinnya. Mengutip beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas amam konsumsi manusia, dan efek yang diberikan pada takaran ini adalah dapat meningkatkan aktivitas mental yang membuat orang selalu terjaga, sehingga dosis anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara dengan 100-150 mg kafein seharinya. Hal ini sebenarnya beresiko terutama bila konsumsi dari minuman berenergi masih disertai dengan minum kopi (Hermanto, 2007).

Kafein merupakan suatu stimulan sistem saraf pusat dan metabolit dan secara medis dapat mengurangi rasa capek dan mengembalikan mental saat lemah. Kafein untuk stimulan pada system saraf pusat terjadi pada saat konsentrasi tinggi, sehingga meningkatkan kewaspadaan/kesiapan dan kemampuan jelajah, kecepatan, fokus serta koordinasi terhadap tubuh yang baik. Dalam tubuh, kafein dimetabolisme menjadi beberapa senyawa yang dapat dilihat pada gambit dibawah ini (Yosef, 2008):

Kafein dimetabolisme dalam hati menjadi tiga metabolit primer, yaitu: paraxanthine (84%), theobromine (12%), and theophylline (4%). Kafein diabsorbsi (diserap) oleh lambung dan usus halus 45 menit setelah pemberian. Fungsi ketiga metabolit tersebut didalam tubuh adalah sebagai berikut (Yosef, 2008) :
1.   Paraxanthine (84%): untuk meningkatkan lipolisis (lisis terhadap lemak), dan meningkatkan gliserol dan asam lemak bebas dalam plasma darah.
2.   Theobromine (12%): memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan volume urin.
3.   Theophylline (4%): relaksasi otot halus pada bronkus, dan digunakan untuk mengobati penyakit asma.

            Dalam waktu 15 menit setelah anda meminum secangkir kopi, maka anda akan mengalami hentakan energi yang anda cari. Tetapi karena kafein tetap tinggal di dalam sistem tubuh anda selama 12 jam, maka pengaruhnya baru akan terus ada dalam waktu yang lama (Rudy, 2009).

Referensi:

Anonim. 2009. Caffeina. Available from :  http://www.rimedionaturale.com. Accessed at  18 Januari 2010.
Hermanto. 2007. Kafein, Peningkatan Pembakaran Lemak Dan Performa Endurans. Available from : http://www.chem-is-try.org. Accessed at  18 Januari 2010.
Irawan, Anwari. Kafein. Available from :  http://pssplab.com. Accessed at  18 Januari 2010.
Rudy. 2009. Kafein dan gula: Mengapa pembangkit energi ini bisa mempengaruhi waktu tidur anda? Available from :  http://www.goblogin.com. Accessed at  18 Januari 2010.
Yosef. 2008. Kafein. Available from : http://yosefw.wordpress.com. Accessed at  18 Januari 2010.

Read More

SIFAT KODON

Oleh: Dedi Harmoko


Untuk mengkode 1 asam amino diperlukan 3 rangkaian basa nitrogen yang disebut dengan nama Triplet. Dengan sistem triplet akan terbentuk 64 kode asam amino, sedangkan yang terbentuk asam amino hanya berjumlah 20.
A.    Kodon Permulaan (Start Codon = Initiation Codon)
Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG yang mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut sebagai kodon permulaan (kode ‘start’).
B.     Kodon Terminasi (Nonsense Codon = Stop Codon)
Berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut sebagai kodon terminasi/kodon nonsense (kode ‘stop’).
Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan  basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa yang berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi. Urutan basa yang terletak sebelum kodon permulaan dan setelah kodon penghenti tidak dibaca sebagai kodon.
C.     Kodon Sinonim (Redundansi Codon)
Misalnya asam amino Phenilalanin yang merupakan kode terjemahan dari kodon UUU atau UUC. Istilah yang diberikan oleh para ahli genetika pada kelimpahan semacam ini adalah degenerasi atau mengalami redundansi. Dapat dikatakan kode genetik bersifat degeneratif dikarenakan 18 dari 20 asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kode sinonimus. Hanya Metionin dan Triptofan yang mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus mempunyai perbedaan pada urutan basa ketiga.


Tabel 20 Asam Amino

Read More