Jumat, 06 Juli 2012

Proses Pembentukan Tanah

Oleh : Dedi Harmoko

A.    Proses Pembentukan Tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

B.     Lapisan-Lapisan Tanah
Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang terkadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R.
Lapisan O
Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri.
Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A. Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda, jamur, dan berbagai spesies bakteri dan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar tanaman.
Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium, atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan, atau kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A.
Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.
Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
Read More

Pencemaran Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia



1.      Pengertian Pencemaran (Polusi) dan Polutan
a.      Polusi dan polutan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
-  Jumlahnya melebihi jumlah normal
-  Berada pada waktu yang tidak tepat
-  Berada pada tempat yang tidak tepat

b.      Lingkungan alami dan lingkungan tercemar
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. Lingkungan yang seperti ini disebut lingkungan alami, yaitu lingkungangan yang masih dalam keadaan seimbang dan belum/tidak terdapat polutan. Contoh lingkungan alami yang seimbang adalah hutan. Di hutan, tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan dan makanan bagi konsumen tingkat pertama, seperti burung pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Tumbuhan di hutan dapat berkembang dengan baik karena kondisi lingkungan abiotik yang sesuai. Hewan sebagai konsumen tingkat pertama berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidupan konsumen tingkat kedua, misalnya harimau, musang, dan ular. Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak mendominasi satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang seimbang. Kebalikan dari lingkungan alami adalah lingkungan tercemar.

2.      Macam-macam Pencemaran Lingkungan
a.      Pencemaran Air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
1.  Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2.  Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
3. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
4.   Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

b.      Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
1.      Sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng
2.      Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan)
3.      Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

c.       Pencemaran Udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut :
1.  Gas H2S. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
2.    Gas CO dan CO2. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan. Selain itu, gas CO2 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
3.   Partikel SO2 dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.
4.  Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.
5.    Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Read More

Pendongkrak Metabolisme: Teh Hijau dan Kopi



Kandungan Teh dan Kopi

Dalam teh dan kopi terkadung kafein serta sebuah zat kimia bernama EGCG dalam teh.

Cara Kerja Kafein dalam Tubuh

Kafein dapat meningkatkan denyut jantung. Sekali lagi, semakin cepat denyut jantung Anda, maka semakin cepat dan banyak pula pembakaran kalori. EGCG dalam teh bekerja hampir sama dengan kafein, tetapi tidak sekedar mempercepat denyut jantung, namun juga membuat otak dan syaraf bekerja lebih cepat sehingga juga membantu pembakaran lebih banyak kalori (Putra, 2009).

Di dalam penelitian, para peneliti menemukan bahwa sebuah kombinasi antara kafein dan satu dosis EGCG sebanyak 90 mg yang dikonsumsi tiga kali sehari dapat membantu membakar kalori tambahan sebesar 80 kalori sehari. Itupun dalam kondisi tubuh tanpa aktivitas. Sebuah studi yang diadakan oleh pemerintah Canada menemukan bahwa para pasukan yang mengkonsumsi kafein 12 jam sebelum tes latihan fisik ternyata tidak hanya mampu berlatih lebih lama sebelum keletihan, tetapi juga lebih mampu menyerap oksigen ketika berlatih. Kebutuhan oksigen tubuh terkait secara langsung terhadap kecepatan metabolisme tubuh. Jadi, semakin banyak oksigen yang Anda gunakan, semakin besar pula jumlah kalori yang Anda bakar selama latihan (Putra, 2009).

Teori  paling popular dari efek ergogenik kafein terhadap performa olahraga ini disebabkan oleh dua mekanisme utama yang terjadi di dalam tubuh  yaitu (Irawan, 2009):
1. Kafein dapat meningkatkan proses penyerapan dan juga pelepasan ion kalsium di dalam sel-sel otot.
2. Kafein dapat menstimulasi pengeluaran asam lemak dari jaringan adipose tubuh.

Mekanisme yang  pertama disebutkan dapat memberikan manfaat postif bagi atlet cabang olahraga intensitas tinggi berdurasi singkat karena peningkatan proses penyerapan dan pelepasan ion kalsium dapat membantu untuk meningkatkan kekuatan serta efisiensi kontraksi otot (Irawan, 2009).

Sedangkan  mekanisme yang kedua dapat memberikan manfaat bagi performa olahraga  endurans karena stimulasi pengeluaran  asam lemak dapat meningkatkan pengunaan lemak sebagai sumber  energi  sehingga membantu menghemat pemakaian karbohidrat (glikogen otot) pada tahap-tahap awal saat aktivitas olahraga baru mulai berjalan. Kombinasi antara peningkatan pembakaran asam lemak dan penghematan pemakaian glikogen otot ini membuat  seorang atlet  mempunyai cadangan  energi dalam bentuk karbohidrat  yang relatif lebih banyak sehingga secara teoritis akan mempunyai daya tahan dan performa endurans yang lebih baik (Irawan, 2009).

Peningkatan performa endurans ini salah satunya ditunjukan oleh penelitian yang dipublikasikan dalam  Jurnal Of Sports Science, di mana konsumsi kafein dibandingkan dengan konsumsi non-kafein sebelum latihan olahraga menghasilkan  peningkatan  pembakaran lemak tubuh yaitu 145 vs 120 mg/mol serta kemampuan daya tahan atlet dalam olahraga endurans yaitu 131 vs 123 menit (Irawan, 2009).

Karena begitu banyak informasi latar belakang berasal dari hewan percobaan, kita harus mencoba untuk ekstrapolasi data ke manusia. Namun, ini bukan tugas sepele untuk membandingkan dosis kafein pada hewan dan manusia. Sebagai contoh, harus diingat bahwa dalam sebagian besar percobaan pada tikus, satu dosis tinggi yang diberikan kafein, sedangkan kopi dikonsumsi manusia dibagi di siang hari. Gilbert (1976) mengusulkan penggunaan berat badan metabolik faktor koreksi ketika membandingkan efek dosis yang diberikan kafein pada hewan dan manusia. Namun, tidak semua orang setuju bahwa koreksi yang didasarkan pada berat badan metabolik harus diterapkan. Memang LD50 kafein yang cukup konsisten di seluruh spesies, termasuk Homo sapiens (Irawan, 2009).

Adenosin adalah konstituen seluler normal. Yang tingkat intraselular diatur oleh keseimbangan dari beberapa enzim. Adenosin dibentuk oleh tindakan yang AMP-5'-nucleotidase selektif, dan tingkat pembentukan adenosin melalui jalur ini terutama dikendalikan oleh jumlah AMP. Oleh karena itu, faktor penting yang menentukan tingkat pembentukan adenosin melalui jalur ini adalah tingkat relatif ATP breakdown dan sintesis. Ini pada gilirannya ditentukan oleh tingkat pemanfaatan energi dan ketersediaan metabolizable substrat (Putra, 2009).

Referensi:
Irawan, Anwari. Kafein. Available from :  http://pssplab.com. Accessed at  18 Januari 2010.
Putra, W.P.A. 2009. Beberapa Jenis Makanan Pendongkrak Metabolisme. Available from :  http://wartawarga.gunadarma.ac.id.  Accessed at  18 Januari 2010.
Read More

Senin, 02 Juli 2012

Contoh Cara Pengolahan Nilai Mentah Menjadi Nilai Akhir



Raw Score (Skor Mentah) :
20
25
18
20
26
14
14
27
21
16
29
22
17
31
36
19
34
24
8
20
25
13
21
26
21
15
28
22
17
30
23
11
32
24
19
23

Pengolahan Data :
1.      Jumlah Data
N = 36
2.      MPL
MPL = 55% x 36 = 20
3.      Range
Range = Xmax. – Xmin.
                = 36 – 8
            = 28                     
4.      Kelas Interval
 
Data mentah tersebut dapat kita kelompokkan menjadi sebagai berikut :
5.      Mean

6.      Standard Deviation (SD)


KONVERSI SKOR MENTAH
Rumus :
Perhitungan :
Kesimpulan:
Read More